Hybrid Learning and Blended Learning

Sekolah Musik Indonesia
3 min readJul 13, 2021

--

Design by Freepik

Saat ini kita berada pada era digital akibat revolusi industri 4.0 yang mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam segala bidang, salah satunya pendidikan. Perubahan ini dapat dilihat dari perkembangan sistem pendidikan yang terdiri dari pembelajaran, pengajaran, kurikulum, perkembangan peserta didik, cara belajar, alat belajar sarana dan prasarana dan kompetensi lulusan dari masa ke masa.

Dunia pendidikan dituntut mampu membekali para peserta didik dengan keterampilan abad 21 (21st Century Skills): Leadership, Digital Literacy, Communication, Emotional Intelligence, Entrepreneurship, Global Citizenship, Problem Solving, Team-working. Keterampilan yang perlu dimiliki setiap orang untuk dapat bertahan dalam masa disruptif ini adalah kepemimpinan, literasi digital yaitu kemampuan untuk mencari dan mengolah informasi menggunakan teknologi, komunikasi, kecerdasan emosional, kewirausahaan yang membutuhkan kreativitas dan inovasi, kewarganegaraan global, keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah, dan berkolaborasi untuk bekerja-sama dalam tim.

21st Century Learning

Hal ini selaras dengan sistem pendidikan di Sekolah Musik Indonesia sejak awal berdiri di tahun 2010, tidak hanya berfokus pada musical skill tetapi juga keterampilan yang dibutuhkan siswa di masa depan, salah satunya dengan penggunaan teknologi yang mempengaruhi seluruh bidang kehidupan.

Pendidikan Musik di Sekolah Musik Indonesia

Kurikulum Sekolah Musik Indonesia diadaptasi dari National Association of Music Education (NAFME- American Standard), organisasi pendidikan musik terbesar di dunia yang berdiri sejak 1907 dan satu-satunya organisasi yang memperhatikan seluruh aspek dalam pembelajaran musik, salah satu pendekatan yang dipakai adalah pendekatan project-based learning.

Untuk mencapai keterampilan abad 21, cara belajar dan mengajar pun harus disesuaikan. Saat ini trend pembelajaran menggunakan metode blended-learning dan hybrid-learning. Apa perbedaan blended-learning dan hybrid learning?

Hybrid learning adalah perpaduan pembelajaran konvensional (tatap-muka) dengan memadukan pembelajaran berbasis internet (online) di dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebagai contohnya, guru mengajar murid secara tatap-muka (on-site) dan online secara bersamaan, misalnya dalam 1 kelas ada 10 murid belajar di tempat, sementara 10 lainnya belajar online Setelah itu siswa akan diberikan materi berupa rekaman video atau tugas-tugas online di waktu yang sama. Sedangkan pada Blended-learning pemberian materi online, siswa diberikan kendali terhadap waktu, tempat sehingga lebih fleksibel kapanpun dan di mana pun siswa mau mengerjakan materi tersebut.

Keduanya memiliki manfaat seperti pengalaman belajar yang lebih nyaman, fleksibel, efektif, peluang komunikasi secara langsung pada waktu pertemuan on-site, kebebasan eksplorasi secara mandiri yang dapat meningkatkan pemahaman lebih dalam terhadap materi. Metode pembelajaran mau tidak mau dipraktikkan oleh hampir seluruh instansi untuk menyempurnakan kekurangan masing-masing metode: baik e-learning maupun konvensional. Semua orang dapat dengan mudah menggunakan e-learning untuk mengakses informasi dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

Generasi zaman dulu yang tidak mengalami pembelajaran daring (dalam jaringan) mungkin meragukan manfaat dari blended-learning dan hybrid-learning, tetapi generasi yang lahir dan tumbuh besar dalam era digital ini akan dapat menyesuaikan diri dengan cepat.

Setuju atau tidak setuju, tidak ada pilihan lain lagi bagi orang tua, selain mendukung generasi muda untuk menyongsong perubahan zaman ini dengan optimis. Dalam praktiknya, Sekolah Musik Indonesia menerapkan blended-learning dan hybrid learning dalam pelaksanaan Online Class.

Designed by Frrepik

Para pengajar mendorong siswa untuk inisiatif melakukan inovasi mewujudkan kreatifitasnya, seperti membuat berbagai video untuk sayembara, ujian, maupun latihan sehari-hari dengan memanfaatkan internet serta aplikasi yang ada.

Belajar bermusik di Sekolah Musik Indonesia tidak terbatas lagi dalam satu ruangan (virtual maupun tidak), tetapi menjadi kreasi tanpa batas. Tidak hanya berhenti di situ, Sekolah Musik Indonesia baru-baru ini mengeluarkan seri terbaru dari MTL (Multimedia Technology Lab), yaitu MTL Short Course yang dapat diikuti sejak usia 9 tahun hingga dewasa untuk melengkapi kebutuhan para siswa untuk dapat memproduksi karya-karyanya sendiri dengan menggunakan musik teknologi.

--

--

Sekolah Musik Indonesia

instabio.cc/smialamsutera || Searching for the BEST course music? Sekolah Musik Indonesia provide music learning with the 21st-century learning method.