BINGUNG MAU BELAJAR MUSIK DIMANA, YA?

Orang tua sekarang ini sudah mengetahui peranan musik yang positif dalam tumbuh-kembang anaknya. Musik bukan hanya untuk anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal yang tinggi atau yang berbakat tetapi untuk semua anak dapat memaksimalkan kecerdasan kognitif maupun emosionalnya. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang mencari tempat belajar musik untuk anaknya. Ada banyak pilihan kursus dan sekolah musik, mana kah yang paling sesuai untuk anak kita?

Sekolah Musik Indonesia (SMI) memperkenalkan konsep pendidikan musik yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, terutama kemajuan teknologi yang mempengaruhi seluruh bidang kehidupan, salah satunya pendidikan. Kurikulum SMI diadaptasi dari National Association of Music Education (NAFME- American Standard), organisasi pendidikan musik terbesar di dunia yang berdiri sejak 1907 dan satu-satunya organisasi yang memperhatikan seluruh aspek dalam pembelajaran musik.

Sekolah Musik Indonesia menyadari adanya revolusi industri 4.0 dengan kemajuan teknologi yang berdampak pada cara dan gaya belajar manusia. Anak generasi Z (Gen lahir 1995–2009) dan Alpha (Gen lahir > 2010) mempunyai gaya belajar yang sama sekali berbeda generasi sebelumnya.

Salah satu pendekatan yang dipakai dalam abad ke 21 adalah pendekatan project-based learning. Metode ini akan menstimulasi daya pikir dan kreatifitas siswa dalam mempelajari sebuah materi musik. Siswa akan berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan meningkatkan kreativitas. Metode ini dikenal sebagai 4C of Education. Anak-anak tidak hanya belajar musik lagi dengan sekedar menghafal dan memainkan lagu yang disodorkan guru, tetapi bebas memilih apa yang menarik bagi mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi mereka.

SMI 7 Musical Skills adalah keterampilan bermusik yang menjadi kriteria standar dalam menentukan profil kelulusannya. Pencapaian siswa ditentukan melalui ujian kenaikan tingkat yang disebut International Music Technology Examination (IMTE). Apabila tidak mengikuti ujian musik, ibarat seseorang berlari menuju tujuan, tetapi tidak tahu sudah sampai mana. Seperti halnya keputusan tidak mengikuti ujian, sebagai siswa, guru maupun orang tua tidak tahu dengan pasti apakah hasil pembelajaran musik tercapai.

Tentu untuk bisa masuk ke tahap ujian musik (IMTE), siswa perlu melewati tahapan evaluasi semester yang diadakan di masing-masing unit SMI. Evaluasi Semester diadakan 2 kali dalam 1 tahun yaitu pada akhir semester 1 (bulan Mei/ Juni) dan pada akhir semester 2 (bulan November/ Desember). Evaluasi semester ini bertujuan untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki dalam proses belajar supaya murid dapat mengikuti IMTE dengan persiapan yang matang, dan tentunya lulus dengan memuaskan.

Selain sebagai cara menilai hasil belajar siswa, IMTE memiliki banyak manfaat lainnya, seperti meningkatkan penghargaan dan pencapaian diri siswa karena memiliki tujuan yang perlu dicapai, siwa memiliki ketekunan berlatih secara konsisten, siswa belajar beradaptasi di bawah tekanan sehingga membentuk mental yang kuat, siswa memiliki kepercayaan diri karena berani tampil dihadapan penguji dan menyelesaikan ujian serta siswa termotivasi mengembangkan kemampuan musikalitasnya menjadi lebih baik. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua dan siswa saling mendukung satu dengan yang lain untuk bisa mencapai tujuan belajar musik di Sekolah Musik Indonesia.

Kelebihan lain yang dimiliki Sekolah Musik Indonesia adalah SMI tidak hanya ingin menciptakan robot-robot peniru, tetapi generasi muda Indonesia yang memiliki tingkat berpikir yang mampu bersaing secara global.

Hal ini juga sejalan dengan kurikulum sekolah pada umumnya yang ada di Indonesia dan seluruh negara. Untuk mencapai hal ini, SMI menerbitkan buku sendiri yang dibuat berdasarkan Bloom’s Taxonomy.

Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan keterampilan mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga ranah kemampuan intelektual yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Berikut penjelasannya:

1. Kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir
2. Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri
3. Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.

Sehingga siswa tidak hanya akan mendapatkan materi bagaimana cara bermain musik, namun juga akan ditantang untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya melalui 6 section yaitu : Remembering, Understanding, Applying, Analyzing, Evaluating, Creating.

1. Remembering adalah tahap awal seorang manusia berpikir, contohnya: kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Seperti mengingat nama nada dalam musik.
2. Understanding adalah sebagai kemampuan memahami materi tertentu dalam bentuk sehingga mampu menjelaskan. Contohnya: dapat menunjukkan cara membaca notasi balok.
3. Applying sebagai kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru. Seperti bisa memainkan kunci/nada dalam sebuah lagu.
4. Analyzing sebagai kemampuan pola berpikir, anak mampu menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Contohnya: anak mengerti susunan lagu berdasarkan intro, bait, refrain dan mengetahui pola ketukan atau akornya.
5. Evaluating adalah kemampuan untuk mengevaluasi sesuatu, misalnya dapat menganalisis apa yang kurang dari permainannya untuk melakukan perbaikan kembali.
6. Creating sebagai kemampuan mengembangkan pembelajaran yang didapat sehingga mampu membuat karya musik baru. Ini adalah salah satu high-order-thinking skill di mana hasil akhir dari bermusik adalah anak tersebut mampu menciptakan musiknya sendiri.

Bagaimana Parent belajar musik di Sekolah Musik Indonesia? Sangat menarik bukan? Tentu kita jadi lebih bisa mengikuti proses pembelajaran anak.