Pentingnya Mengenalkan Musik Pada Anak Usia Dini

Sekolah Musik Indonesia
3 min readMar 11, 2022

--

Design by Freepik

Lima tahun di awal kehidupan seorang anak merupakan masa paling penting dalam pertumbuhannya. Banyak riset membuktikan bahwa apa yang dialami anak-anak di usia dini berdampak besar terhadap perkembangan di usia berikutnya (Sword, 2021).

Ada empat aspek keterampilan dalam setiap fase perkembangan anak usia dini, yaitu: (1) sosial-emosional tentang kemampuan anak untuk mengenal dirinya sendiri, mengelola apa yang ia rasakan, dan berinteraksi dengan orang lain; (2) bahasa/ komunikasi yang berkaitan dengan kemampuan anak untuk mempelajari bahasa dan berkomunikasi dengan orang lain; (3) fisik atau kemampuan untuk bergerak dengan motorik kasar dan motorik halus dalam beraktifitas; (4) kognitif berkaitan kemampuan anak dalam berpikir, seperti mengingat, menyelesaikan masalah, berkonsentrasi, dan semacamnya.

Setiap tahap usia memiliki milestones (tonggak pencapaian) berdasarkan riset dan digunakan oleh pakar perkembangan anak maupun dunia medis dalam mengevaluasi perkembangan seorang anak. Sebagai contoh pada aspek bahasa, bayi 0–12 bulan akan belajar untuk mengenal aneka suara yang berbeda dan meresponnya dengan senyuman hingga celoteh ala bayi; yang kemudian berkembang mulai mengucapkan kata pertama hingga membentuk satu kalimat utuh saat usia 1–3 tahun, dan mulai menggunakan kosakata baru dengan lebih jelas dan mengungkapkan pertanyaan saat usia 4–5 tahun.

Ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa semua aspek perkembangan anak di atas, dapat dilatih melalui aktivitas musikal yang dilakukan secara berkelanjutan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam aktifitas musikal seperti bernyanyi, bermain instrumen, membuat musik, dan berimprovisasi dalam musik secara individu maupun kelompok dapat menjadi pengalaman menyenangkan untuk anak yang berdampak positif pada kesiapan sekolah (Barrett et al., 2019; Hallam, 2015).

Misalnya anak yang terbiasa bersama-sama bernyanyi dan bergerak dengan musik di rumah, akan lebih percaya diri, ekspresif, dan tidak ‘kagok’ saat harus beraktifitas mengikuti instruksi di sekolah formal.

Meskipun begitu, masih ada asumsi masyarakat yang salah mengira bahwa anak-anak usia dini masih belum perlu terlibat dalam aktifitas musikal; termasuk menganggap musik hanya bisa dipelajari oleh anak “berbakat” atau berasal dari keluarga musisi. Puluhan tahun riset berusaha meneliti asumsi tersebut dan menemukan bahwa:

Pembelajaran musik dan keterlibatan dengan aktifitas musik akan berguna bagi semua anak, bahkan sejak dalam kandungan (NAfME, 2022)

Semua orangtua bisa menjadi guru musik pertama bagi anak-anaknya. Mulai dari memperdengarkan aneka musik kepada janin di kandungannya (tentunya musik yang juga dinikmati oleh Ibu), bersenandung untuk menidurkan bayi, hingga bermain dengan nyanyian-nyanyian anak untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar hal-hal sederhana (misalnya tentang warna pelangi). Orangtua yang tidak dapat bermain musik tidak perlu minder atau khawatir karena zaman sekarang sudah ada banyak mainan edukasi dan media yang dapat membantu orangtua untuk memberikan stimulus musik bagi anaknya. Sebagai contoh, orangtua bisa mengajak balita untuk mengenal perbedaan suara melalui websites atau sound-books; bersama-sama bernyanyi dan bertepuk-tangan sambil mendengarkan lagu anak-anak melalui digital media; dan mengajak anak menonton berbagai pertunjukan musik untuk memperkaya wawasannya. Hal terpenting adalah melakukannya secara konsisten untuk menjadi bagian dari aktifitas sehari-hari.

Jika orang-tua membutuhkan bantuan untuk memberikan lingkungan musikal bagi anaknya, Orangtua dapat mengirim anaknya untuk mengikuti program musik yang mengerti pendidikan anak usia dini (PAUD) sesuai dengan perkembangan usianya.

Bagi anak usia dini, pembelajaran musik adalah masa eksplorasi yang menyenangkan sebagai pondasi untuk mereka mengembangkan keterampilan mereka selanjutnya, baik bermain musik, menciptakan musik, atau keterampilan kognitif tingkat tinggi, seperti berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

Carilah tempat belajar yang memberikan kesempatan anak untuk mencoba semua instrumen, agar anak-anak mendapatkan pengalaman yang kaya dan bisa memilih sendiri instrumen yang ia sukai. Selain itu, carilah tempat belajar yang memperkenalkan aneka aliran musik, agar anak-anak dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan lebih luas tanpa terbatas oleh aturan-aturan yang mungkin tidak sesuai dengan karakter anak. Selamat belajar dan mengajar, Parents! 😊

Referensi:

Barrett, M. S., Flynn, L. M., Brown, J. E., & Welch, G. F. (2019). Beliefs and values about music in early childhood education and care: Perspectives from practitioners. Frontiers in Psychology, 10(APR). https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.00724

Hallam, S. (2015). The Power of Music. International Music Education Research Centre, University College London.

NAfME. (2022). Early Childhood Music Education: A position statement of the National Association for Music Education.

Sword, R. (2021). Why is Child Development So Important in Early Years? High Speed Training.

--

--

Sekolah Musik Indonesia

instabio.cc/smialamsutera || Searching for the BEST course music? Sekolah Musik Indonesia provide music learning with the 21st-century learning method.